Oleh : Setiyono
(Urgensi Merenungi Sejarah)
Walaupun Musa sudah diangkat oleh Allah menjadi Nabi sekaligus Rasul,
namun ia juga masih memiliki rasa cemas yang cukup tinggi untuk
menjalani misi perjuangannya. Ia menyadari bahwa tugas yang di emban
begitu berat, membutuhkan kekuatan argumentasi, kefasihan dalam bertutur
kata, dan berusaha agar bisa di terima oleh logika Firaun dan para pengikutnya.
Dalam kecemasan itu, memohonlah Musa kepada Allah agar dirinya di
berikan teman yang mampu menutupi kelemahan-kelemahannya, dengan harapan
tugasnya akan menjadi lebih ringan dan misi perjuangannya terwujud.
"Dan jadikanlah untukku seorang pembantu (dalam mengemban tugas-tugas
kenabian) dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah
dengannya kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku. Supaya
kami banyak menyucikan-Mu (dari segala yang tidak wajar bagi-Mu,
menyangkut zat, sifat, maupun perbuatan-Mu) dan supaya kami banyak
mengingat (kebesaran dan anugerah)-Mu. (QS. Thaha :29-35).
Doa
Musa ini bukan berarti bahwa ia ragu dengan bantuan Allah bila ia
berjuang sendiri, karena siapalah mahluk di dunia ini yang dapat melawan
seorang Nabi Allah, karena tentara Allah sesungguhnya jauh lebih besar
serta kuat dibandingkan tentara manusia, dan dibelakang Musa tentu Allah
sudah mempersiapkan tentara-tentara-Nya bila suatu waktu dibutuhkan.
Apalah susahnya Allah untuk memberikan kefasihan dan kekuatan
berargumentasi bagi seorang Musa. Tapi disinilah Allah mengajari para
hamba-Nya. Dan disinilah Musa menyadari bahwa ia harus memberikan
pengajaran untuk manusia-manusia di masa yang akan datang.
Memohonnya Musa kepada Allah untuk diberikan seorang teman, mengajarkan
kita akan urgensi bekerjasama. Agar dengannya seseorang itu bisa menjadi
lebih kuat dan semakin ringan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Terlebih lagi kita bukanlah seorang Nabi, yang di backup oleh para
tentara Allah.
Selain itu, dengan kesadaran kita bekerjasama
dalam melaksanakan tugas-tugas kebaikan. Juga memberikan kesempatan bagi
orang lain untuk mendapatkan kebaikan seperti yang kita dapatkan.
Sungguh indah kehidupan manusia, bila ia mau berbagi dalam hal kebaikan.
So, Mari bekerjasama untuk membangun semesta yang bernama
Indonesia ini. Dan mari bekerjasama untuk meraih syurga milik Allah swt.
Tak ada salahnya kita mensiasati syurga agar kelak kita bisa duduk
bersama didalamnya dan bercerita bahwa dulu kita di dunia pernah
bekerjasama untuk bisa berada disini. """Indahnya..""""
Posting Komentar