Oleh : Setiyono
Nuansa
Idul fitri 1433 H,
Kemarin
waktu silaturahim kerumah tetangga-tetangga dikampung dan saudara-saudara
disana, selalu mendengar keluhan dari mereka tentang sepinya anak-anak muda
yang berkunjung ke rumah-rumah mereka, walaupun itu anak dari tetangganya yang
tinggal disebelah rumah.
para
anak muda cenderung lebih banyak waktunya untuk berkumpul ria dan pergi bermain
mengunjungi tempat-tempat wisata bersama pasangan-pasangan mereka ketimbang
harus bersilaturahim dengan sanak saudara dan tetangga mereka.
#potret
realitas
perubahan
ini terjadi secara gradual, melalui sebuah proses, 2 tahun yang lalu masih
lumayan ramai anak-anak muda yang saling berkunjng kerumah tetangga mereka, dengan
pengklasifikasian dikatakn sebagai remaja dan juga pemuda. jadi perubahan ini
tidak secara REVOLUSIONER.
#bila
dijawab dengan teori hukum kemungkinan, perubahan ini terjadi karena tiga faktor.
pertama,
adanya budaya-budaya baru yang dibawa oleh orang-orang pendatang ataupun budaya
praktis yg dihembuskan melalui media-media yang secara komprehnsif diadopsi dari
barat (extra sytemic change).
kedua,
melalui sebuah proses diferensiasi struktural dan fungsional didalam keluarga,
yang cenderung mengkampanyekan budaya "over tolerans" sehingga banyak
orang tua yang mengatakan ketika melihat anaknya sudah jauh dari nilai-nilai
agama ataupun unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasar masyarakat
bangsa ini, maka orang tua hanya mengatakan "namanya juga anak zaman
sekarang".
ketiga,
posisi usia yang rawan akan kemudahan menganut dan mengikuti pengertian-pengertian
yang sama mengenai situasi tertentu (sharing the same definition of the
situation), sehingga itu akan mempengaruhi tingkah laku kemudian terjalin
sedemikian rupa kedalam suatu bentuk struktur sosial dikalangan anak-anak muda
atau dengan kata lain yakni GAUL, nah yg masih berpegang teguh terhadap
nilai-nilai agama dan sosial budaya maka ia akan mendapat prediket TIDAK GAUL
katanya.
#solusi,
untuk kita-kita yang masih muda yang belum berkeluarga ataupun yang sudah
berkeluarga tetaplah berpegang teguh terhadap nilai-nilai keagamaan mari
pelajari terus konsep-konsep kehidupan yang tertuang dalam agama, dan mari
berusaha untuk menselaraskan dalam kehidupan kita.
#yang
sudah menjadi orang tua bagi putera dan puterinya, ajarkanlah agama untuk
putera puterinya sebagai landasan kokoh menjalani kehidupan dalam bermasyarakat
dan bernegara.
(Mahasiswa
Jurusan Planologi Fakultas Teknik UIR)
Posting Komentar