Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


TENTANG KU (Berbagi cerita tentang perjalanan hidup ku yang berwarna warni)

Jumat, 14 September 20120 komentar


Oleh : Setiyono
Desa Muara jaya, 15 Maret 1990, Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Tepat pukul 01.00 WIB desa ini terbalut dengan keheningan, tidak terlihat kesibukan manusia yang melakukan aktivitas dan juga tidak terdengar suara manusia yang berbincang-bincang seperti ketika matahari menerangi bumi ini, hanya si jangkrik yang sesekali mengeluarkan bunyi dan saling bersahutan dengan irama yang khas ala spesiesnya. Udara terasa cukup dingin, dan pepohonan terlihat sangat tenang tanpa sedikitpun menari karena tiada angin yang berhembus. Terlihat cahaya api kecil dari celah-celah rerimbunan daun yang bersumber  dari lentera duduk dan gantung  yang biasa digunakan penduduk desa ini untuk menerangi peraduan mereka dari gelapnya malam, karena saat itu belum ada penduduk yang memiliki mesin penghasil listrik untuk memberikan penerangan kepada mereka. Nuansa begitu hening, seolah-olah tidak ada kehidupan manusia disini, ditengah hutan belantara yang masih sangat rimba nun jauh dari kota. Hanya jalan-jalan kecil beriringan tetumbuhan liar yang menjadi akses penduduknya untuk bisa pergi menuju kota, dengan sepeda ontel dan sesekali datang mobil truk pengangkut barang dari kota yang menawarkan jasa sewa untuk mengangkut mereka pergi kekota, tak jarang imbalan yang diberikan penduduk desa kepada sipemilik truk berupa satu ekor ayam kampung, sekantong padi, jengkol, ubi, dan kelapa. Karena mendapatkan uang bagi penduduk desa ini kala itu begitu sangat sulit, sehingga tak jarang bagi mereka yang ingin memiliki uang harus pergi atau merantau kekota-kota yang berdasarkan informasi dikota-kota itulah kerja dan uang mudah didapatkan. Hampir setiap malam, sejak tahun 80 an sampai pertengahan tahun 90 an, desa ini selalu berada dalam keheningan. Suasanannya tidak mencekam, tapi cukup membuat enggan penduduk untuk melangkahkan kakinya keluar malam. Tapi malam itu tepat pukul 01.30 WIB, tiba-tiba keheningan desa ini pecah dengan suara tangisan seorang bayi dari sudut desa yang sangat nyaring dan lantang sekali bunyi tangisannya, dan itu  adalah aku yang baru pertama kalinya melihat dunia ini, aku yang malam itu dilahirkan oleh ibu ku, dijaga oleh ayah ku, kakak-kakak kandung ku dan juga kakek dan nenek ku yang telah setia menanti kelahiran ku serta seorang wanita yang seusia dengan nenek ku tak lain tak bukan dia adalah tabib yang biasa membantu ibu-ibu yang akan melahirkan. Spontan banyak penduduk desa yang terbangun dari tidurnya dan berlarian menuju kerumah orang tua ku, dibarengi dengan kecemasan karena suara tangisan ku yang terus mengema memecahkan keheningan dimalam itu. Tapi alhamdulilah aku dilahirkan dengan proses yang normal, sehingga aku dan ibu ku dalam kondisi baik-baik saja. Dan ini membuat orang-orang didesa itu lega dan mengucapkan syukur alhamdulilah kepada Allah swt atas kondisi ku dan juga ibu ku. Setelah itu ayah ku mengkumandangkan adzan untuk diperdengarkan kepada ku, begitulah ayah ku bercerita kepada ku ketika awal pertama kali aku lahir kedunia ini. Dan dari sinilah semua cerita hidup ku dimulai..
(Bersambung......)
Mahasiswa Planologi Fakultas Teknik UIR.
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger