Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


Memutus Generasi Firaun

Jumat, 04 Oktober 20130 komentar

Oleh : Setiyono
(Urgensi Merenungi Sejarah)

Raja Ramses II atau terkenal dengan Firaun, yang di tenggelamkan oleh Allah swt di laut merah. Merupakan orang yang mengclaim dirinya sebagai Tuhan.

Bila kita membuka lembaran sejarah, maka tertulis bahwa ternyata Ramses II ini sejak kecil sudah terbiasa dengan "sanjungan" dan "pujian". Dan ini menjadi faktor dasar mengapa dia mengclaim dirinya sebagai Tuhan.

Ramses II semasa kecil sering diajak oleh ayahnya (Seti 1) untuk ikut berbagai kegiatan pemerintahan. Sehingga hal ini menyebabkan dirinya sering mendapatkan pujian dan sanjungan dari banyak orang, termasuk juga para pembesar-pembesar istana. Faktor inilah yang memberikan pengaruh terhadap jiwa Ramses II. Dia cenderung merasa besar dan agung, dibandingkan orang-orang lainnya. Selain itu dia juga didukung oleh kekuasaan yang dimilikinya, yakni se negeri Mesir. Yang ia dapatkan dari pemberian ayahnya, berdasarkan catatan sejarah ia berkuasa selama 63 tahun. Kejam dan otoriter, begitulah pemerintahannya pada masa itu.

Mengingat sejarah ini, tentu menjadi penting bagi seseorang yang biasa berinteraksi dengan anak-anak. Untuk tidak terlalu sering memberikan pujian dan sanjungan. Karena yang dicemaskan adalah, hal tersebut dapat membuat sebuah bangunan rasa besar diri dan agung didalam jiwa anak yang terus berproses menuju kedewasaan.

Bila kondisi itu sudah ada dalam jiwa anak-anak, tentu hal tersebut akan mempengaruhi tindakannya ketika dewasa, apalagi ketika dia memiliki posisi strategis dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.

Dia akan menjadi kejam seperti Srigala bila pada kenyataannya tidak lagi mendapatkan pujian dan sanjungan. Namun ia akan seperti domba bila pujian dan sanjungan itu sudah ia dapatkan.

Dan pemimpin-pemimpin dunia hari ini kebanyakan cenderung seperti itu kalau saya amati, mau bekerja hebat untuk mendapatkan pujian dan marah besar bila pada kenyataannya tidak ada yang memuji.

Realitas seperti inilah yang menyebabkan konflik dimana-mana, atau yang kata Samuel Huntington dianggap sebagai benturan peradaban (the clash of civilization). Masing-masing pemimpin ingin dipuji dan diagungkan.

Semua hanya bermula dari masa kecil, maka berhati-hatilah. Jangan sampai kesalahan kita dalam memperlakukan anak-anak, membuat kita mengoreskan luka pada sejarah.

Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger