HomeDebat Cagub dan Cawagub Riau seperti stand up comedy
Debat Cagub dan Cawagub Riau seperti stand up comedy
PEKANBARU
(RA)- Acara debat kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur Riau
untuk periode 2013-2018 yang diselengarakan oleh Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD) Riau, pada Sabtu, 24 Agustus 2013, yang dimulai pukul
19.00 wib. Telah menyisakan tawa dan juga menyisakan segudang
permasalahan.
Saya menganggap bahwa hal yang demikian itu
bukanlah debat, melainkan hanya seperti stand up comedy, memalukan.
Padahal jutaan pasang mata yang ada di negeri ini menyaksikan acara itu,
karena memang di tampilkan di stasiun televisi nasional.
Masing-masing kandidat tidak mampu memaparkan kepada khalayak akan visi
dan misi serta program cerdas untuk Riau kedepan. Mereka cenderung
saling mengkritik dan saling menonjolkan diri akan kepintarannya,
padahal kondisi yang demikian justru mencerminkan bahwa mereka tidak pintar, hal ini sama sekali tidak memberikan keteladanan kepada rakyat yang akan dipimpinnya.
Mereka telah kehilangan sensitivitas terhadap harapan rakyat, mereka
lupa bahwa jutaan rakyat diluar sana telah memiliki harapan besar kepada
calon pemimpinnya agar bisa pintar sehingga bisa diandalkan oleh mereka
dan menjadi problem solver di bumi lancang kuning ini.
Selain
itu, soal pelanggaran yang dilakukan oleh KPUD terkait undang-undang
keterbukaan informasi dan undang-undang pers. Mengapa hanya satu stasiun
televisi nasional saja yang menyiarkan acara ini secara langsung?
padahal begitu banyak stasiun televisi lain yang seharusnya juga bisa
menyiarkan ini secara langsung.
Bila persoalannya adalah hanya
satu stasiun televisi yang memprogramkan ini di tataran instansinya,
maka alangkah lebih bijaknya bila KPUD juga tidak mempersulit
rekan-rekan jurnalis untuk meliput acara ini, asalkan dia punya ID Card
jurnalis maka di bolehkan saja masuk kedalam ruangan dan merekam semua
yang terjadi didalam ruangan debat, sehingga bisa menyebarkannya
kepublik.
Tidak mesti harus membawa undangan resmi dari KPUD,
sebagaimana yang di keluhkan oleh rekan-rekan jurnalis saat itu. Kondisi
yang demikian tentu sangat memprihatinkan, dan KPUD selaku panitia
penyelengara seharusnya sesegera mungkin menyampaikan permohonan maaf
kepada publik terkait kondisi ini.
Dan selanjutnya KPUD
melakukan evaluasi terhadap kinerjanya selama ini, agar dengan demikian
uang rakyat yang dihabiskan untuk penyelengaraan pemilihan calon
gubernur dan calon wakil gubernur Riau periode 2013-2018 ini tidak
menyisakan kedongkolan di hati rakyat.
Penulis : Setiyono (Political Analist dan Aktivis KAMMI)
Editor: Doni Dwi Putra
tulisan ini dimuat oleh www.riauaktual.com/25 Agustus 2013/
Silahkan share artikel ini : :
Posting Komentar