Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


Laporan Khusus II

Senin, 21 Oktober 20130 komentar



Sama-sama Gila 

Oleh : Setiyono
(Political Analyst dan Aktivis KAMMI)

Beberapa hari terakhir ini, masyarakat kita tersajikan dengan berita yang sungguh memalukan. Yakni terkait perseteruan Gamawan Fauzi (Mendagri) dan Ahok (Wakil Gubernur DKI. Jakarta), sumber persoalannya adalah pergantian Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Susan Jasmine Zulkifli yang merupakan non muslim. Pergantian ini sontak memberikan reaksi dahsyat kepada warga sekitar kelurahan itu. Karena menurut warga, bahwa Susan ini tidak mewakili karakteristik mereka yang mayoritas muslim. Walaupun secara lelang jabatan yang diterapkan oleh Pemprov DKI, Susan lolos dan direkomendasikan menjadi lurah serta ditempatkan di Lenteng Agung.
Namun desakan dari warga terus bermunculan, agar Susan ini dipindahkan dari Lenteng Agung. Sehingga kondisi ini menyita perhatian publik termasuk juga dari kementrian dalam negeri. Hingga akhirnya muncullah inisiatif dari Gamawan Fauzi untuk melakukan teguran. Dimana teguran itu berisikan agar pemprov DKI yang dipimpin oleh Joko Widodo segera mengevaluasi penempatan Lurah Susan di Lenteng Agung. Dengan kekhawatiran bila penempatan itu tidak segera dievaluasi maka akan mempengaruhi kinerja Susan itu sendiri, karena lemahnya dukungan dari warga sekitar.
Akan tetapi, teguran ini tidak serta merta diterima begitu saja oleh Ahok yang merupakan wakil gubernur DKI. Karena menurutnya, kebijakan pemprov DKI dalam menempatkan Susan untuk menjadi lurah di Lenteng Agung tidak dapat begitu saja dicabut hanya karena adanya penolakan dari sebagian warga. Bahkan dalam statmentnya Ahok sangat keras menohok Gamawan Fauzi,  “Menurut saya, Mendagri perlu belajar tentang konstitusi. Ini negara Pancasila. Bukan ditentukan oleh orang tolak, tidak tolak,” begitu ujarnya seperti yang dilansir oleh banyak media. Dengan reaksi yang demikian, maka pihak kementrian dalam negeri pun merasa tidak terima dan  Staf Ahli Mendagri Bidang Hukum, Politik, dan Hubungan Antarlembaga Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek pun menegur Ahok dan dikatakan olehnya bahwa pernyataan Ahok cenderung keluar dari konteks.
Siapa yang salah?
Bila kita mencari siapa yang salah tentu akan kesulitan menentukan siapa yang salah, karena masing-masing mereka pasti akan saling membela diri dengan kekuatan yang mereka miliki tentunya (bargaining power). Namun bila kita amati secara seksama, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa para pejabat ini tidak bisa diteladani oleh masyarakat dan terlihat dengan jelas mereka tidak memiliki sifat kepemimpinan walaupun memegang jabatan formal. Ahok yang secara struktural bernegara merupakan bawahan Mendagri, namun tidak memiliki etika dalam hidup bernegara, sehingga hal ini memberikan potret bahwa seperti itulah Ahok akan bersikap kepada masyarakat, cenderung arogan dengan kekuasaan yang dimilikinya. Demikian juga Gamawan Fauzi bila secara strukturalnya merupakan atasan Ahok namun tidak mampu bersikap lebih bijak terhadap bawahannya, cenderung emosional dan terkesan begitu cepat mengambil kesimpulan terhadap berita yang beredar, sehingga terjadilah perseteruan yang semakin ramai diperbincangkan di media massa. Itulah alasan mengapa judul tulisan ini adalah “sama-sama gila”. 
Pejabat yang memiliki sifat kepemimpinan maka mereka akan mengabaikan perseteruan antar pejabat, karena yang paling penting bagi mereka adalah bagaimana melakukan tindakan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Bukan sibuk mengurusi dan saling “serang” terhadap pejabat lain, ataupun lawan-lawan politiknya.
Indonesia hari ini merindukan pejabat yang memiliki sifat kepemimpinan itu. Mereka yang tetap bisa bermanfaat bagi masyarakat walaupun nanti tidak lagi memegang jabatan formal. Sehingga dengannya sejarah akan mencatatnya dengan banyak kebaikan. Sebagaimana kata Arnold Toynbee, “Sejarah adalah jejak-jejak orang besar”. Sedangkan kata Peter Drucker “Sepanjang sejarah peradaban manusia, tidak ada kedudukan yang lebih penting ketimbang pemimpin”. Maka pergunakanlah jabatan itu untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi masyarakat.
  
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger