Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


MEMAHAMI PESAN SANG PEMIMPIN

Sabtu, 15 Juni 20130 komentar

(Catatan kecil dari gelanggang olahraga)
Oleh : Setiyono
Sabtu, 15 Juni 2013
Tadi sore, dengan penuh kesengajaan saya datang kesebuah acara yang dihadiri oleh orang-orang luar biasa dari berbagai kabupaten yang ada di Provinsi Riau. Mereka ini adalah para pejuang dakwah yang rindu untuk bertemu dan mendengarkan taujih dari pemimpin mereka. Yang secara penuh kesengajaan juga sang pemimpin ini datang ke provinsi Riau dan bersilaturahim dengan para pejuang-pejuang dakwah itu.
Acaranya terlihat begitu riuh, namun memberikan motivasi tersendiri bagi orang-orang yang berada didalamnya. Teriakan takbir mengema berkali-kali dan mengetarkan dinding ruangan padahal berada dalam gedung yang cukup besar nan gagah. Terlebih lagi ketika sang pemimpin yang dinanti-nantikan telah memasuki ruangan dan hadir dihadapan mereka, lantunan takbir itu semakin lantang dan membuat saya merinding. 
Saya amati wajah-wajah yang kebetulan berpapasan dengan saya dan terlihat begitu memancarkan aura optimis yang membuat saya begitu gembira dan yakin bahwa bersama merekalah saya akan bisa turut serta menjadi bagian orang-orang yang akan menata rapi dan menghindarkan negeri ini dari kehancuran.
Ditambah lagi pemaparan taujih yang disampaikan oleh sang pemimpin itu membuat saya semakin memiliki gelora semangat yang begitu membara untuk terus dan terus merangkai kerja-kerja hingga menghasilkan sebuah karya yang positif untuk bangsa ini.
Saya dengarkan baik-baik setiap rangkain kata yang diproduksi oleh sang pemimpin itu, dan saya mencoba menerjemahkan apa sebenarnya yang diinginkan olehnya kepada para pejuang-pejuang dakwah dinusantara ini dan yang ada diwilayah Riau khususnya, hingga akhirnya saya mendapatkan sebuah kesimpulan yang saya fikir ini begitu penting untuk diketahui oleh para pejuang-pejuang dakwah diseluruh nusantara ini, khususnya buat para pejuang dakwah yang ada di provinsi Riau dan tadi tidak sempat hadir untuk mengikuti acara tersebut.
Demikian kesimpulannya ;
Ketika dimenit-menit awal, sang pemimpin itu menasehatkan agar setiap pejuang dakwah harus senantiasa merasa gembira dalam menghadapi turbulensi yang sedang terjadi, karena menurutnya bahwa kegembiraan adalah benteng pertahanan jiwa yang tidak boleh dihancurkan oleh kondisi apapun juga. Karena ketika para pejuang dakwah sedang dihadapkan dengan sebuah realitas yang tidak menyenangkan dan mereka cenderung tidak mau untuk segera menepisnya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa membuatnya tampil gembira, maka realitas yang tidak menyenangkan tersebut akan membunuh jiwanya secara perlahan, karena berada dalam kondisi akan mudah terjangkiti virus yang bernama gundah gulana, kesedihan, dan kecemasan. Dan setelah itu akan merasa malas, lantas ketika sudah malas secara kolektif maka cita-cita dakwah pun akan sulit untuk diwujudkan. 
Selain itu, beliau juga menasehati agar para pejuang dakwah memiliki semangat untuk berkorban dan totalitas dalam mewujudkan cita-cita dakwah. Jangan pernah lemah dengan keadaan yang ada, dan anggap saja semua masalah-masalah yang terjadi adalah sebuah masalah kecil yang kita bisa untuk menyelesaikannya dengan senyuman.
Bahkan, sang pemimpin itu juga memberikan strategi yang cukup menarik kepada para pejuang dakwah, ketika dihadapkan dengan permasalahan, yakni dengan memasrahkannya kepada Allah dan pergi tidur, tidak perlu harus pusing-pusing memikirkannya, santai saja yang penting hadapi dan jalani dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan membantu menyelesaikan masalah-masalah kita. Dalam hal ini beliau mencontohkan kisah tiga orang pemuda yang kita kenal dengan Ashabul Kahfi.
Selanjutnya, dimenit-menit terakhir beliau menyampaikan agar para pejuang dakwah mau memperluas pergaulannya kepada masyarakat dan sesering mungkin hadir ditengah-tengah masyarakat untuk sekedar minum kopi bersama dan berdiskusi ringan dengan mereka. Karena masing-masing pejuang dakwah harus bisa untuk menjual kepribadian mereka agar diterima dan disukai oleh masyarakat, karena hal ini juga merupakan unsur penting dalam mewujudkan cita-cita dakwah.
Begitulah yang diinginkan oleh sang pemimpin itu. Dan semoga para pejuang dakwah yang ada diseluruh penjuru nusantara ini mampu melakukan hal yang demikian.
#Tulisan ini saya buat ketika tadi saya terjebak antrian ketika hendak keluar dari ruangan tempat acara tersebut, dan juga ketika hendak keluar dari tempat parkir sepeda motor saya. Dan alhamdulilah sekarang bisa saya upload  dan bisa anda baca. Jadi mohon maaf bila kurang lengkap. Kalau ada yang mau menambahkan tulisan ini, dan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh sang pemimpin tadi, sangat dipersilahkan dan saya sangat gembira. Biar semangatnya segera terpercik kemana-mana.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Salam hangat.
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger