Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


SIAP DENGAN KEHILANGAN

Minggu, 03 Maret 20130 komentar



Oleh : Setiyono
Ketika penulis membaca buku Never Give Up karya Elie Muryadi, penulis menemukan cerita yang sangat menarik, cerita ini adalah karya GW Burns seorang pendongeng barat, sangat inspiratif dan tepat untuk dijadikan refleksi bagi orang-orang yang selama ini tidak pernah siap dengan kehilangan.
Demikian kisahnya, ada seorang lelaki yang berjalan tak tentu arah dan membawa rasa putus asa.  Semua karena beratnya beban kehidupan yang dialami dirinya dan keluarganya selama ini. Ia kesulitan secara finansial, sehingga menyebabkan terpuruknya kondisi kehidupan keluarga. Sementara tetangganya sibuk membeli barang-barang mewah untuk mengisi rumah mereka, dan ia masih sibuk memikirkan kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya. Anak-anaknya sudah lama tidak memiliki pakaian baru, karena memang ia belum sanggup membelikan. Istrinya juga sering marah-marah karena ia tak mampu membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Sehingga hal ini membuat dirinya berada dalam tingkat keputusasaan yang tinggi dan membuatnya berjalan tak tentu arah walau sesekali dia mengharabkan agar diperjalanannya nanti ia akan mendapatkan sesuatu yang berharga untuk bisa mengurangi beban keluarganya.
Ketika diperjalanan, ia menemukan sebuah koin kuno yang sudah sangat usang dan penyok-penyok. Karena ia sangat terdesak dengan kebutuhan hidup, maka koin tersebut ia bawa ke Bank dengan maksud untuk di tukarkan. Namun ternyata pihak bank tidak bisa menerima koin itu karena memang sudah tidak berlaku lagi, dan ia di sarankan untuk membawa koin tersebut kekolektor. Mendapatkan saran yang demikian, maka ia benar-benar pergi kekolektor dan beruntung si kolektor mau menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Ia begitu gembira dan mulai berfikir untuk melakukan sesuatu dengan rejeki yang didapatkannya. ketika melewati toko perkakas, ia melihat beberapa lembar kayu sedang diobral. Karena ia terfikir akan keinginan istrinya untuk memiliki barang-barang rumah tangga yang layak, maka ia pun membeli kayu tersebut dan berniat untuk membuatkan istrinya beberapa rak untuk meletakkan toples dan barang-barang lain. Ia beli kayu itu dengan harga 30 dollar.
Setelah itu ia membawa kayu tersebut dengan cara dipanggul dan berjalan menuju kerumah. Namun diperjalanan ketika ia melewati tempat pembuatan mebel, ia di hentikan oleh si pemilik tempat pembuat mebel tersebut. Dan kayunya hendak dibeli dengan harga 100 dollar karena menurut pembuat mebel kayu itu bagus. Ia awalnya ragu-ragu namun si pembuat mebel meyakinkan dan menawarkan pilihan untuk dibayar dengan uang atau ditukarnya saja dengan mebel yang sudah jadi dan ia diberi hak untuk memilih sendiri. Karena kebetulan ia melihat ada lemari yang bagus dan pasti disukai oleh istrinya, maka ia pun lebih memilih menukarkan kayu tersebut dengan lemari. Selanjutnya ia membawa pulang lemari itu dengan cara dinaikan keatas gerobak yang dipinjamnya dari pembuat mebel.  Ia pulang dengan perasaan gembira karena bisa membawakan lemari bagus untuk sang istri.
Perjalanan menuju kerumahnya melewati komplek perumahan mewah, ketika ia berada dikomplek tersebut. Ada seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya, dan melihat lemari bagus yang dibawa olehnya. Wanita itu terpikat dan menawar lemari itu dengan harga 200 dollar, karena tawaran segitu belum di sepakati, maka wanita tersebut segera menaikannya menjadi 250 dollar. Dan akhirnya ia sepakat dan menurunkan lemarinya. Setelah itu ia mengembalikan gerobak dan pulang menuju kerumah dengan hati yang jauh lebih gembira dari sebelumnya.
Namun di tengah perjalanan, ketika berada ditempat sepi, ia berhenti sejenak dan ingin menghitung kembali jumlah uang yang ada di sakunya dan memastikan agar jumlahnya masih utuh yakni 250 dollar. Ketika ia sibuk menghitung uangnya, tiba-tiba datang seorang perampok dan merampas uang itu dan langsung pergi meninggalkannya. Kebetulan tak jauh dari tempat kejadian, istrinya melihat dan berlari menghampirinya serta menanyakan tentang apa yang terjadi?? Dan apa yang diambil oleh perampok tadi??
Dengan santai ia menjawab, “Bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang ku temukan tadi pagi”.
Dari kisah ini, kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga untuk mengelola kehidupan yang lebih baik. Kita tidak perlu resah, marah, dan gugup ketika mengalami kehilangan sesuatu yang kita miliki. Karena apapun yang kita miliki adalah semata-mata titipan dari Allah swt, dan kita harus siap ketika suatu saat titipan itu tidak lagi ada di tangan kita.
Hadapi saja segalanya dengan tenang, dan senantiasa memohon kepada Allah agar semua kehilangan yang kita alami akan di ganti olehNya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Kita tidak perlu harus putus asa ketika yang hilang itu adalah kesuksesan yang sudah kita bangun selama bertahun-tahun, karena kepustusasaan bukanlah karakter seorang mukmin, melainkan karakter orang kafir. Sebagaimana firmanNya “.... Dan janganlah kamu putus asa dari Rahmat Allah, sesungguhnya tiadalah putus asa dari Rahmat Allah itu kecuali orang-orang yang kafir” (QS : Yusuf : 87). Tetaplah yakin bahwa kehilangan yang kita alami, semuanya hanyalah ujian dari Allah, dan semuanya akan memiliki hikmah yang baik.
Selamat mencoba.
Salam hangat.
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger