Oleh
: Setiyono
Interisting,
kalimat itulah yang saya tuliskan dalam catatan resensi buku-buku yang telah
saya baca ketika menemukan buku yang ditulis oleh salah seorang putri Amien
Rais yakni Hanum Salsabila Rais, beliau menulis buku tentang ayahnya sendiri
dengan judul “menapak jejak Amien Rais”. Hal yang paling membuat saya tertarik
dengan buku karya beliau adalah tatkala sampai pada bagian kelima yang membahas
singkat tentang kondisi bangsa Indonesia dalam cengkraman asing (halaman
235-271), meskipun tidak begitu detail dalam memaparkan namun cukup memberikan
brainstorming bagi saya untuk menguak lebih dalam tentang kondisi bangsa ini. demikian
titik focusnya, bahwa bangsa Indonesia sampai saat ini sejatinya masih terjajah
oleh bangsa lain. Seperti ada kekuatan sistematis dari luar yang sengaja ingin
memporak-porandakan bangsa ini, melalui strategi penjajahan gaya baru yang meracuni
dimensi-dimensi penting dalam sebuah Negara, yakni ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan, dengan cara-cara tidak fair, sehingga hal demikian membuat bangsa
ini selalu berada dalam kedilematisan negatif serius yang tak kunjung usai.
Melihat realitas yang terjadi saat ini, sepertinya hal itu memang teruji
kebenarannya, melihat semakin hari berganti dan tahun berganti tahun bangsa ini
tak kunjung jua bisa berjalan tegak tanpa keterseokan.
Bangsa ini
memang sangat kaya luar biasa sumber daya alamnya, bahkan saking kaya rayanya
membuat betah belanda menjajah sampai 3,5 abad, Itupun tidak membuat Indonesia
menjadi bangkrut malah semakin dilirik oleh korporasi-korporasi asing. Mari
kita tilik kekayaan alam Indonesia melalui empat spesifikasi.
Pertama, kekayaan alam dari hutan, peta Indonesia
yang saya lihat di website bakosurtanal telah memberikan penjelasan tentang
luas wilayah teritorial Indonesia sekitar 5 jt km2 itu belum ditambah dengan wilayah zona ekonomi
eksklusif, kebetulan saya belum menemukan datanya melalui instansi, buku,
ataupun situs resmi berapa luas teritorial Indonesia bila ditambah dengan luas
wilayah zona ekonomi eksklusif tersebut , yang jelas luas wilayah berupa
daratan sekitar 1,9 jt km2. Dengan luas hutan yang dimiliki
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, saya baca di kompasiana yang diterbitkan 28 November 2011 pukul 14:38 wib. Menerangkan
bahwa luas hutan di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 944.320,00 km²,
Sekitar 31,065,846 ha diantaranya adalah hutan yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, sungguh angka yang tidak kecil, untuk
pertengahan tahun 2012 ini belum tau berapa sisa luas hutan di Indonesia, saya
yakin pasti berkurang. Dari luasnya hutan tersebut kita akan melihat apa-apa
saja kekayaan hayati yang ada didalamnya, hutan tropis Indonesia berdasarkan
data dari bank dunia juga memiliki luas sekitar 10 %, kita tahu bahwa hutan
tropis merupakan peraduan terakhir kekayaan hayati baik yang sudah sering kita
dengar namanya ataupun belum. Wwf-Indonesia (World Wildlife Fund) dalam website
resminya telah meriliskan keanekaragaman hayati yang terkandung
di hutan Indonesia meliputi 12 % mamalia dunia, 7,3 % reptil dan amfibi, serta 17 % burung dari
seluruh dunia, dan masih banyak lagi yang belum terdeteksi
dan masih menjadi misteri yang belum terkuak. dan dengan kondisi yang demikian maka berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization) sebuah Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian dibawah naungan PBB, telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, luar biasa. Ditambah lagi jenis-jenis kayu yang terdapat dihutan Indonesia kebanyakan memiliki nilai jual yang tinggi, seperti yang sering saya dengar yakni kayu jenis jati, sengon, mahoni, meranti, dan masih banyak lagi.
dan masih menjadi misteri yang belum terkuak. dan dengan kondisi yang demikian maka berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization) sebuah Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian dibawah naungan PBB, telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, luar biasa. Ditambah lagi jenis-jenis kayu yang terdapat dihutan Indonesia kebanyakan memiliki nilai jual yang tinggi, seperti yang sering saya dengar yakni kayu jenis jati, sengon, mahoni, meranti, dan masih banyak lagi.
Kedua, kekayaan alam dari segi Mineral,
Di tanah
Indonesia, telah memproduksi berbagai jenis bahan tambang yaitu, Emas, tembaga,
timah, besi, dan nikel. Untuk emas,
dari tanah Papua saja bisa memproduksi ratusan ton pertahun. Tembaga,
berdasarkan data yang penulis baca di IFT (Indonesian Finance Today), tahun
2011 produksi tembaga Indonesia
sekitar 665.158 ton, itu pun banyak kalangan atas yang mengeluhkan karna
terjadi penurunan dari tahun 2010 yang produksi mencapai 908.645 ton. Timah, pada tahun 2011 mencapai sekitar
90.000 metrik ton, meskipun masuk tahun 2012 diberitakan mulai turun
produksinya dikarenakn krisis Eropa. Selanjutnya besi, dan nikel pasti
produksinya mencapai ratusan ribu ton juga pertahun. Yang lebih mengejutkan
lagi, disetiap pemberitaan mengenai peringkat tentang posisi Indonesia dalam
produksi ataupun persediaan bahan tambang selalu menempati angka 10 besar dunia.
Ketiga, dari sisi Energi.
Negeri ini
memiliki banyak jenis sumber energy, baik itu energy yang sifatnya bisa
diperbaharui atau yang tidak bisa lagi diperbaharui seperti minyak bumi, gas
alam, dan batu bara. Dan rata-rata produksinya mencapai jumlah yang begitu
sangat mengesankan.
Dari minyak bumi, berdasarkan data yang
penulis baca dari website BicaraEnergi.com, mereka mengatakan bahwa berdasarkan
data yang mereka ambil dari salah satu perusahaan minyak dan gas dunia,
pada bulan Juni 2011 yang lalu mengeluarkan publikasi terbaru mereka yaitu Statistical Review of World Energy
2011.
tercatat pada tahun 1965 pruduksi minyak bumi Indonesia sebesar 486,000 barel
per hari. Walau mengalami penurunan pada tahun 1966, namun tahun berikutnya
produksi minyak Indonesia meningkat tajam dan rata-rata setiap tahun
peningkatannya mencapai 7,21 % pertahun. Dan pada tahun 2000 sampai dengan
tahun 2010 memang berdasarkan data tersebut produksi minyak Indonesia menurun
30 % pertahun. Dan data terakhir dikatakan bahwa produksi minyak di Indonesia saat ini sekitar 900.000 barel perhari,
tetap menduduki angka yang sangat tinggi, dan hal itu menjadi alasan kuat bagi
Presiden Republik Indonesia untuk mengeluarkan Inpres (instruksi presiden)
nomor 2 tahun 2012 tentang produksi minyak bumi nasional, dengan capaian paling
sedikit rata-rata 1,01 juta barel per hari pada tahun 2014. Untuk kali ini saya
hanya akan memaparkan data-data produksi, terkait dengan data konsumsi energy
dan berapa keuntungan yang seharusnya didapat oleh Negara akan saya bahas
ditulisan selanjutnya.
Kita tilik produksi gas
alam, Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan gas bumi, hal
ini diberitakan oleh detik finance Selasa, 10/04/2012 11:25 WIB, dikatakan
bahwa melalui data yang diambil oleh tim detik finance terkait dengan energy
dari kementrian ESDM total cadangan gas bumi Indonesia
Indonesia di tahun 2010 adalah sebesar 157.14 TSCF (trilions of cubic feet)
atau sekitar 3% dari cadangan gas bumi dunia. Jumlah cadangan tersebut terdiri
atas cadangan terbukti sebesar 108.4 TSCF dan cadangan potensial sebesar 48.74
TSCF. Dan produksi gas bumi Indonesia pada tahun 2010 mencapai 9,336 MMSCFD
(Million Metric Standard Cubic Feet per Day).
Selanjutnya batu bara, lagi-lagi Indonesia termasuk
kedalam salah satu Negara yang memiliki sumber batu bara yang sangat besar dari
pada Negara-negara lain yang ada didunia. Berikut data yang dikompilasi oleh Tim Kajian Batubara
Nasional Kelompok Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara Pusat Litbang
Teknologi Mineral dan Batubara, bahwa Jumlah sumber daya batubara Indonesia
tahun 2005 berdasarkan perhitungan Pusat Sumber Daya Geologi, Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral adalah sebesar 61,366 miliar ton, Sumber daya batubara
tersebut tersebar di 19 propinsi (banten, jawa tengah, jawa timur, nangroe
aceh, sumut, riau, sumbar, jambi, Bengkulu, sumsel, lampung, kalbar, kalteng,
kalsel, kaltim, sulsel, sulteng, Maluku utara dan papua barat). Dan setiap
tahun produksi batu bara di Indonesia selalu mengalami kenaikan, silahkan baca
diberbagai media yang memberitakan hal ini, pasti selalu dikatakan bahwa
produksinya terus naik.
Keempat, kekayaan yang ada dilautan.
Perairan
Indonesia menyimpan potensi ekonomi baik itu perikanan dan pariwisata yang
bernilai triliyunan rupiah, dari data yang saya kutip di antaranews.com Jumat,
22 Juni 2012 19:32 WIB, telah menjelaskan bahwa berdasarkan wawancara tim
antaranews kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KP),
Sharif C. Sutardjo. Yang mengatakan potensi ekonomi laut Indonesia sekitar 1,2
triliun dolar AS pertahun, atau dapat dikatakan setara dengan 10 kali APBN
negara pada 2012. diperairan negeri ini terdapat banyak jenis spesies ikan yang
jumlah tangkapannya mencapai 6,26 juta ton pertahun, jenis-jenis ikan itu diantaranya,
paus, ikan tuna, ikan pelagis yang tangkapannya mencapai 592.341 ton pada tahun
2006 (berdasarkan data dari anneahira.com), ikan tongkol, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Potensi perikanan laut indonesia ini tersebar dihampir seluruh
lautan yang ada diindonesia. Baik itu laut territorial, nusantara, ataupun zona
ekonomi eksklusif.
Demikianlah potret tentang kekayaan alam Indonesia, tidak keseluruhan
memang tapi saya rasa cukup untuk mengambarkan bagaimana dahsyatnya kekayaan
alam yang dimiliki oleh negeri ini. menarik apa yang dikatakan oleh Profesor
arysio santos dalam bukunya yang berjudul “Atlantis
The Lost Continent Finally found”, beliau menegaskan kepada dunia bahwa atlantis yang
didefinisikan oleh Plato pada abad sebelum masehi itu adalah Indonesia.
Atlantis adalah sebuah peradaban dunia yang selalu menjadi inspirasi bagi para
pemikir dan pemimpin agar negeri yang menjadi tempat tinggalnya ataupun yang
dipimpinnya benar-benar layaknya surga yang membahagiakan. Pemaparan
Prof. Arysio Santos dengan buku fenomenalnya itu tentu bukanlah sebuah cerita
kosong, melainkan dilandasi dengan sebuah kejernihan berfikir yang mengunakan
segenap kemampuan potensinya baik itu dari sisi fikriyah atau spiritualitasnya,
karna beliau telah melakukan penelitian selama 30 tahun sebelum akhirnya buku
itu lahir.
Tetapi bila kita hadapkan dengan realitas bangsa ini,
sepertinya buku itu sangat bertolak belakang, bangsa ini memang sangat kaya
raya sumber daya alamnya sebagaimana yang telah saya paparkan diatas, namun
kondisi kehidupan masyarakatnya tidak mencerminkan bahwa bangsa ini kaya. Hal
ini dikarenakan ulah segelintir orang-orang yang serakah, menghalalkan segala
cara demi untuk memuaskan nafsunya. Didalam buku yang berjudul “mengkritisi kebijakan pemerintah” ditulis
oleh Dr. Irwan Prayitno (mantan Anggota DPR RI dan sekarang menjabat sebagai
Gubernur SUMBAR), diawal-awal pembahasan buku ini mengulas tentang misteri
utang Indonesia dan IMF (halaman 19-31), yang dapat saya tangkap dari ulasan
tersebut adalah Indonesia telah disandera oleh IMF ketika diakhir-akhir
kekuasaan orde baru hingga saat ini, membuat indonesia memiliki hutang ribuan
triliyun kepada IMF. Dan membuat APBN menjadi tumbal untuk menanggung
pembayaran utang tersebut, yang lebih tragis lagi kebanyakan aset-aset penting
bangsa ini telah banyak yang dijual demi untuk mencicil utang yang jumlahnya
mencapai ribuan triliyun tersebut. Bahkan sampai saat ini, utang itu telah
menjadi jebakan bagi bangsa kita yang sangat sulit untuk dicari jalan
keluarnya.
Menjadi tanda tanya besar bagi kita yang telah mengetahui
bagaimana kekayaan sumber daya alam negeri ini, tetapi untuk melunasi hutang
kepada IMF saja tidak bisa. Dan menjadi pertanyaan besar juga bagi kita mengapa
sampai saat ini kehidupan masyarakat masih banyak yang berada dalam kondisi
kritis ditengah bangsa yang kaya akan sumber daya alamnya. undang-undang dasar 45 pasal 33 ayat 3 setelah amandemen (tujuan sama dengan yang
belum diamandemen) yang berbunyi “Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Belum terlaksanakan !!!
By
Setiyono
(Mahasiswa
planologi, fakultas teknik UIR)
+ komentar + 1 komentar
mantap bro. tapi kedepannya kita perlu wacanakan solusinya
Posting Komentar