Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


INDONESIAN TODAY

Minggu, 15 Juli 20120 komentar


Indonesia, sebuah negara kepulauan terbesar didunia dengan 17.508 pulau. Diatas hamparan wilayah yang begitu luas mencapai lebih kurang 1,3 % dari wilayah bumi, memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa, dan memiliki kekayaan alam yang begitu besar baik itu didarat ataupun dilaut. Namun apa yang terjadi dengan Indonesia saat ini, Kondisi ekonomi penduduk Indonesia tidak seimbang dengan kekayaan alam yang ada dibumi pertiwi, hal ini dibuktikan dengan sulitnya menekan angka kemiskinan yang ada dinegeri ini, sebagaimana data yang telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik mengenai perkembangan angka kemiskinan Indonesia dari tahun 2004 hingga tahun 2011, menjelaskan bahwa ketika bulan Februari tahun 2004 penduduk miskin di Indonesia berjumlah 36,10 juta jiwa, ditahun 2006 yakni bulan maret jumlah penduduk miskin 39,30 juta jiwa, dan ditahun 2011 yakni tepatnya bulan September penduduk miskin di Indonesia berjumlah 29,89 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, angka kemiskinan di negeri ini memang cenderung mengalami penurunan, walaupun ketika tahun 2006 mengalami kenaikan yang begitu signifikan hal ini disebabkan jumlah harga-harga barang kebutuhan pokok melambung tinggi  yang digambarkan oleh Inflasi umum sebesar 17,95 %.  Dan setelah masuk tahun 2007-2011 nyaris tidak ada kenaikan lagi angka kemiskinan di Indonesia. Namun bila kita cermati dengan seksama maka akan terlihat bahwa penurunan angka kemiskinan dinegeri ini sangat sulit untuk ditekan, dari 36,10 juta jiwa naik menjadi 39,30 juta jiwa dan turun menjadi 29,89 juta jiwa. Bila dihitung persentasenya dari jumlah penduduk Indonesia ketika tahun 2004 dengan jumlah penduduk lebih kurang 217 juta jiwa maka sekitar 16 % adalah penduduk miskin, ketika tahun 2006 jumlah penduduk lebih kurang 224 juta jiwa maka jumlah penduduk miskin sekitar 18 % dan pada tahun 2011 dengan jumlah penduduk lebih kurang 239 juta jiwa maka angka kemiskinan sekitar 12%. Bearti tidak mencapai 5 % penurunan bila dihitung dari tahun 2004, dan tidak mencapai 7 % bila dihitung dari tahun 2006. Dan pada tahun 2012, BPS menyatakan presentase penduduk miskin di Indonesia turun 0,53% pada Maret 2012 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, mudah-mudahan kenyataannya memang demikian. Sungguh penurunan angka yang tidak begitu fastastis. selanjutnya angka pengangguran, ketika awal tahun 2011 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia berdasarkan data dari BPS  berada pada angka 8,12 juta jiwa, dan celakanya sekitar 8% dari jumlah pengangguran tersebut adalah mereka yang telah memiliki gelar sarjana dalam artian telah lulus dari Universitas yang ada di Indonesia, dan bahkan pengangguran dari kalangan para lulusan Universitas yang ada di Indonesia setiap tahun terus meningkat secara signifikan jumlahnya. Peningkatan angka pengangguran tersebut tidak hanya pada 2 atau 5 tahun terakhir, tetapi hampir setiap tahun jumlah itu terus bertambah, sebagaimana data yang telah saya kutip dari Satuan kerja nasional (SAKERNAS) yang menerangkan bahwa sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2009 angka pengangguran di Indonesia terus meningkat, dimulai dengan angka 2,6 juta jiwa pada tahun 1990, dan menjadi 8,1 juta jiwa pada tahun 2009, pada februari tahun 2011 jumlahnya telah mencapai 8,12 juta jiwa, dan tahun 2012 berdasarkan pers rilis BPS yang diberitakan oleh media online yakni detikfinance.com, BPS menyatakan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang, Jumlah ini turun 6% dari Februari 2011 yang sebesar 8,12 juta orang. Akan tetapi yang menyedihkan adalah persentase Angka pengangguran muda saat ini mencapai 19,99 persen dan jumlahnya masih sekitar 4,2 juta orang, hal itu disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana, yang diberitakan oleh Antaranews.com,  Selasa, 15 Mei 2012 22:19 WIB. Lantas ditahun-tahun yang akan datang apakah angka itu akan terus mengalami kenaikan,  semoga saja tidak.
Itu terkait dengan masalah pengangguran, belum lagi kriminalitas yang terus merajalela di negeri ini telah sampai pada titik kritis, nyaris setiap hari diseluruh media cetak maupun elektronik baik itu Nasional dan Daerah selalu ada pemberitaan terkait dengan tindak kriminalitas, baik itu korupsi, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, dan lain sebagainya. Data yang dihasilkan oleh BPS, menerangkan bahwa, Berdasarkan laporan mabes polri, jumlah kejadian tindak kriminalitas di indonesia selama periode tahun 2007–2009 walaupun berfluktuasi namun menunjukkan tren yang semakin meningkat. jumlah kejadian tindak pidana dari sekitar 330.000 kasus pada tahun 2007 berkurang menjadi sekitar 327.000 kasus pada tahun 2008 dan meningkat menjadi sekitar 345.000 kasus pada tahun 2009, dan ditahun 2010 sampai pertengahan tahun 2012 ini angka kriminalitas memiliki pertumbuhan yang fluktuatif, tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya, ironis. Ditengah Negara yang mengaku berpenduduk religius dan berkeTuhanan, tapi kriminalitas menempati angka yang cukup tinggi disetiap tahunnya.
Sekarang kita lihat dari sisi Pendidikan, sampai saat ini pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan terbukti dengan banyaknya pemberitaan yang menyinggung tentang fasilitas pendidikan yang ada didaerah-daerah, banyak gedung-gedung yang nyaris tidak layak pakai namun tetap dipergunakan, ditambah lagi biaya pendidikan yang masih mahal sehingga menyulitkan masyarakat kategori menengah kebawah, program wajib belajar 9 tahun yang digalakan oleh pemerintah sejak tahun 1994 sampai saat ini belum tercapai dengan maksimal, hal ini dikarenakan tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat, padahal seharusnya pendidikan adalah komitmen antara masyarakat dan pemerintah, sebagaimana amanat UUD 1945 bahwa tujuan Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi menyatakan”(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, dan ” (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Namun apa yang terjadi dengan kondisi pendidikan Indonesia saat ini tak kunjung mencerminkan semangat itu. Bahkan cenderung mengalami penurunan yang cukup serius,   Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011) waktu setempat, indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia, dan saya sangat yakin dengan hal itu. Bahkan dengan Brunei Darusalam pun Indonesia jauh tertinggal yakni ke-34. Sedangkan malaysia peringkat ke-65. Padahal sebelumnya Indonesia menduduki peringkat ke-65 pada tahun 2010, ironis.
Selanjutnya tentang masalah kesehatan, hal ini masih sangat perlu untuk diperhatikan semua kalangan, karna bagaimanapun kesehatan memiliki implikasi terhadap sumber daya manusia Indonesia dimasa yang akan datang. Salah satu ukuran untuk menggambarkan pencapaian hasil pembangunan suatu negara termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang mana cakupan dari IPM tersebut meliputi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dan salah satu indikator dari pencapaian indeks kesehatan adalah umur harapan hidup (UHH) masyarakat yang rata-rata berusia 69 tahun menurut data BPS. Memasuki awal tahun 2012, angka kematian maternal (maternal mortality rate/MMR) di Indonesia sering disebut AKI (angka kematian ibu) cenderung mengalami peningkatan, dan berdasarkan data yang dirilis oleh United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di Asia. Angka kematian ibu, seringkali dijadikan patokan oleh UNDP untuk mengetahui dan mengambarkan besarnya masalah kesehatan di suatu Negara, bila sudah demikian maka hal ini berkaitan erat dengan kualitas pelayanan dan sumber daya disuatu Negara. Bila jumlahnya semakin tinggi maka dapat diasumsikan tentang buruknya kesehatan, pelayanan kesehatan, dan sumber daya di suatu Negara tersebut. Dan pada kenyataannya Indonesia berada dalam kondisi itu.
Selanjutnya mari kita lirik infrastruktur di negeri yang berjulukan jambrut khatulistiwa ini, berikut kutipan dari buku yang berjudul Negara, BUMN dan Kesejahteraan Rakyat yang ditulis oleh Fahri Hamzah, “pasca krisis ekonomi negeri ini pembangunan infrastruktur Nasional mengalami penurunan yang begitu signifikan, padahal pembangunan infrastruktur merupakan katalisator dalam pembangunan perekonomian  nasional” demikian dijelaskan. Hal yang menjadi sorotan utama ketika membicarakan masalah infrastruktur nasional adalah soal jaringan jalan, pada tahun 2004 direktorat jenderal Bina marga telah merilis data tentang semakin menurunnya kualitas pelayanan jalan dijalur-jalur utama, dan perbaikan infrastruktur nasional cenderung lambat dengan alasan keterbatasan dana. sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin bi­dang Infrastruktur, Konstruksi dan Properti Zulkarnaen Arief yang dilansir Rakyat media online, Minggu, 01 Januari 2012 , 08:07:00 WIB. Ia menilai, jika infrastruktur tidak diperbaiki hingga memasuki tahun 2015, maka Indonesia hanya akan menjadi Negara hulu tanpa hilirisasi. Infrastruktur Indonesia sangat tertinggal jauh dibanding Malaysia dan Thailand. Pelabuhan di Indonesia hanya sekitar 100 atau satu pelabuhan disetiap 1000 km, sementara di Thailand ada satu pelabuhan disetiap 50 km. panjang jalan tol di Indonesia hanya 700 km, pertumbuhannya hanya 5-10 km per tahun. Sementara Malaysia memiliki 4000 km jalan tol dan china 10.000 km jalan tol,” ironis.
Selanjutnya kita akan singgung terkait dengan kondisi Lingkungan Hidup, secara nasional kualitas lingkungan hidup di Indonesia masih rendah, hal ini dibuktikan dengan masih adanya kasus-kasus yang berkaitan dengan pengrusakan lingkungan hidup, contoh beberapa pekan terakhir ini telah terjadi perseteruan antara masyarakat yang berada didaerah pulau padang kab. Meranti, Provinsi Riau dengan PT.RAPP, perseteruan ini bermula ketika SK Menteri Kehutanan No. 327/2009  tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) untuk PT RAPP diterbitkan oleh Menteri Kehutanan. Benar memang apa yang dilakukan oleh masyarakat pulau padang untuk  menghalangi konsesi PT.RAPP ini, karena kondisi pulau ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh karyanto dkk, dari fakultas Kehutanan UGM, pulau padang memiliki kedalaman gambut >3 Meter yang dekat dengan pantai sedangkan yang menjauh memiliki kedalaman 6,5 meter. Dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan maka kawasan yang memiliki kedalaman gambut lebih dari 3 M termasuk kawasan hutan lindung  dan tidak diperuntukan pengusahaan HTI karena berpotensi merusak kawasan tersebut. Namun pada kenyataannya PT.RAPP tetap melakukan konsesi di pulau itu, sehingga memicu perseteruan dengan masyarakat, dan bahkan masyarakat sampai hendak melakukan aksi bakar diri bila izin konsesi lahan tersebut tidak dicabut oleh KEMENHUT RI. Ada lagi kasus lumpur lapindo di sidoarjo jawa timur, yang sampai saat ini sudah berjalan 6 tahun namun tak kunjung bisa diselesaikan masalahnya. Minyak British petroleum Tumpah di teluk meksiko,Obama minta ganti rugi 183,17 Trilyun. sementara  Lumpur nyebur disidoarjo boro-boro Pemerintah minta ganti rugi, malah memberi perlindungan dan sokongan dana kepada Lapindo yang diambil dari APBN senilai 8,6 trilyun rupiah sejak 2006-2012, ironis.
Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah,
1.       Bagaimana agar ditahun-tahun yang akan datang kita dapat terlibat aktif dalam merubah wajah Indonesia menjadi jauh lebih baik?
2.       Bagaimana mengobati luka-luka negeri ini?
3.       Bagaimana memunculkan mutiara-mutiara didalam negeri ini agar dapat menyinari sabang sampai marauke?
4.       Apa penyebab ke dilematisan Indonesia?
5.       Siapa yang harus bertanggung jawab atas negeri ini?
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi keresahan saya ini sekiranya perlu untuk direnungkan bersama. Demi Nasib bangsa di masa depan.
Jayalah Indonesia.
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger