Selamat Datang di Website Setiyono

Anda Penjejak Ke:


Ciri-ciri pengikut Firaun masa kini?

Selasa, 08 Oktober 20130 komentar

Oleh : Setiyono
(Urgensi Merenungi Sejarah)

Setelah 10 tahun Musa hidup di negeri Madyan, membangun keluarga dan mengembala domba. Maka muncullah keinginan darinya untuk kembali ke Mesir. Rindu keluarga, masyarakat, dan beberapa nuansa kehidupan yang ada disana.

Walaupun perdebatan didalam bathin begitu berkecamuk, yang mengingatkan semua hal yang pernah terjadi di Mesir (pembantaian yang dilakuan Firaun dan kasusnya). Sempat ada keraguan apakah harus kembali atau cukup berada di negeri Madyan yang sudah memberikan kenyamanan bagi dirinya.
Namun karena Allah swt menginginkan kisah hidup yang berbeda dari seorang Musa, dibandingkan dengan manusia lainnya. Maka dikerucutkan oleh-Nya perdebatan dalam bathin Musa dan lahirlah satu keputusan bahwa ia harus kembali ke Mesir dan bergerak dari zona nyaman.

Lantas berangkatlah Musa bersama keluarganya menuju Mesir. Hingga pada suatu malam ketika masih diperjalanan dengan udara yang begitu dingin karena di gurun. Musa memutuskan untuk beristirahat dan mengajak keluarganya menyalakan api demi menghangatkan badan. Berkali-kali mereka menyalakan api, namun tidak berhasil. Dan tiba-tiba tampak dimata Musa ada cahaya api yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat mereka istirahat. Maka berkatalah Musa kepada keluarganya "Tinggallah kamu! Sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepada kamu (untuk menghangatkan badan) atau aku akan mendapat petunjuk di (sekitar) tempat api itu."(QS.Thaha :9-10).

Dan pergilah Musa menuju ke sumber api itu. Akan tetapi, semakin ia dekat dengan sumber api, Musa justru terkejut karena ternyata sumber api itu berada di atas pohon anggur. Cahayanya memancar indah berwarna hijau dan tidak panas sehingga tidak membuat layu daun-daun pohon anggur itu.

Abdullah bin Abbas ra. Menjelaskan bahwa itu adalah cahaya Allah yang tampak di mata Musa. Namun dalam riwayat lain dari Said bin Jubair menjelaskan bahwa itu merupakan cahaya api itu sendiri, dan itu merupakan hijab Allah yang tampak oleh Musa.

Sempat muncul rasa takut dalam hati Musa, namun rasa penasarannya untuk melihat secara lebih dekat tentang cahaya yang Indah itu membuat dirinya terus berjalan semakin dekat dan sangat dekat. Hingga tiba-tiba terdengarlah suara olehnya, "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Tuhan kamu!"(QS. Thaha : 12). Semakin kuatlah ketakutan Musa karena mendengar suara itu, namun dirinya masih tetap penasaran untuk mencari tahu sumber suara. Karena dia begitu heran mengapa didalam suara itu ada namanya, mungkinkah ia benar-benar Allah yang langsung berbicara kepadanya? begitulah rasa penasaran Musa. Hingga terdengarlah kembali suara dengan kalimat yang berbeda "Dan Aku telah memilihmu (sebagai Nabi dan sebagai orang yang mendengarkan firman-Ku) maka dengarkanlah apa yang akan aku wahyukan (kepadamu)". (QS. Thaha : 13).

Dan sejak peristiwa itu, Musa resmi diangkat menjadi Nabi dan mulailah ia diberikan tugas-tugas kenabian. Tugas yang paling utamanya adalah "Pergilah kepada Firaun (untuk menyampaikan risalah Allah); sesungguhnya dia telah melampaui batas. (QS. Thaha : 24). Dalam ayat lain, "Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, lalu katakanlah ; Adakah (keinginan) bagimu untuk menyucikan diri (dengan bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah) dan aku akan menunjukimu (yakni mengarahkanmu berkat bimbingan Allah) ke jalan Tuhan Pemelihara kamu, sehingga engkau takut (kepada-Nya)?". (QS. An-Naziat : 17-19).

#trus ada pertanyaan, lha nasib keluarganya yang kedinginan tadi gimana? Ya nasibnya baik-baik saja. Sudah dijaga Allah.

Kita lanjut lagi ceritanya,

Ketika Musa mendengar perintah itu, yang didalamnya ada nama Firaun. Maka teringatlah ia kepada kasus pembunuhan yang pernah dilakukannya walau tanpa kesengajaan, dan ia juga teringat bahwa keluarga Firaun pernah membesarkannya (baca ; "urgensi merenungi sejarah" edisi sebelum tulisan ini).

Perintah itu cukup membuat Musa merenung lama, bahkan Abu Hayyan mengatakan bahwa Musa sempat berdiam diri selama tujuh hari, karena saking beratnya perintah tersebut bagi dirinya. Kemudian datanglah Malaikat dan berkata "Laksanakan apa yang diperintahkan Tuhan kepadamu!".

Maka bergeraklah Musa untuk mendatangi Firaun dan sekaligus pengikutnya. Karena esensi dari perintah Allah tersebut adalah untuk Firaun dan juga pengikutnya. Karena faktor pendukung keangkuhan Firaun dan mengclaim dirinya sebagai Tuhan adalah karena "kemauan" para pengikut itu dalam mengakui Firaun sebagai Tuhan, dan juga karena tidak adanya tindakan "perlawanan" atas perbuatan-perbuatan Firaun (tidak mau mengkritisi). Sehingga orang-orang seperti ini dosanya hampir sama dengan Firaun!!. Maka turunlah Musa kesemua lini.

Hari demi hari, cara demi cara, dan peristiwa demi peristiwa telah dilalui Musa dalam mencapai tujuan gerakannya. Hingga sampailah pada peristiwa ditenggelamkannya Firaun beserta beberapa pengikutnya oleh Allah swt didalam laut merah.

Sahabat sekalian, ternyata untuk menjadi pengikut Firaun itu caranya sangat mudah sekali. Kita cukup acuh tak acuh terhadap kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah, yang jelas-jelas merugikan masyarakat. Kita patuh tanpa mau melakukan perlawanan terhadap Pemerintah yang menzolimi rakyat. Tidak peduli apakah Pemerintah menzolimi rakyat atau tidak, yang penting kita aman. Tidak peduli menyesatkan rakyat atau tidak, yang penting kita tenang. Kita biarkan saja semuanya "abstain", "no komen", "EGP" dan yang sejenisnya. Maka kita akan menjadi orang yang sama persis dengan pengikut Firaun.

Mudahkan??

So, silahkan renungi ini. Jangan-jangan selama ini kita termasuk pengikutnya Firaun.

#Selamat Istirahat.

Boleh di bagikan.
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh PUSAT MULTIMEDIA
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger